Rasa yang tak semestinya


Perasaan ini sungguh tak wajar, seharusnya rasa seperti ini tak datang lagi. Tapi entah kenapa saat pertemuan kami yang tak terduga kemarin di depan pintu ruangan. kami hampir bertubrukan saat ia hendak masuk dan saya keluar ruangan, sehingga cukup membuat ku kaget dan kulihat ia juga kaget. Tapi dari kejadian itulah awal dari perkenalan kami.

Dia yang selama ini diam-diam ku perhatikan dari jauh karena terpesona akan kecantikan dan keanggunannya. Tapi sayang, nyali ku terlalu kecil untuk menemuinya secara langsung, aku tak semacho teman lain yang berani langsung mengungkapkan isi hatinya. Akh, aku memang pengecut dan tak punya nyali. Begitulah hari-hariku selama ini, hanya berani melihat tapi tak berani menyapa, seolah-olah ada jarak pemisah diantara kami.

Tapi kejadian siang itu telah mengubah segalanya. Tanpa persiapan dan tanpa sengaja. Ketika kami saling berhadapan, ia diam dan menatapku. Dan akupun kaku seperti es yang membatu. diam tak bergerak. Untung saja saat itu lagi sepi sehingga tak ada orang yang melihat kejadian tersebut. Aku memaksakan diri bangun dari kekakuanku dan mengumpulkan nyali untuk menyapanya duluan.

Mungkin ini adalah hariku, ternyata ia tidak seperti yang kubayangkan selama ini, menurut pemikiranku ia orangnya cuek, pendiam dan sombong. Mungkin karena ia cantik pikirku. Tapi ketika kusapa ia cukup ramah dan respon, sehingga percakapan kami terus berlanjut sambil berjalan ke gedung sebelah. kebetulan tujuan kami sama.
Waktu yang lima menit itu sungguh terlalu singkat buatku untuk perkenalan, karena ia harus pergi menyelesaikan urusannya. Tapi dalam hati aku sangat gembira sekali dan berbunga-bunga, terlebih akhir-akhir ini beban pikiranku yang banyak dan stres, karena urusan skiripsi yang tak kunjung mendapatkan titik temu dari dosen pembimbing sehingga membuatku jenuh.

Tapi entah kenapa pertemuan tak terduga minggu kemarin tlah mengubah segalanya. hatiku yang sebelumnya galau menjadi berbunga-bunga, dan beban pikiran yang sebelumnya begitu menyiksa, tiba-tiba saja hilang seolah-olah tidak ada masalah apa-apa. Inikah yang dinamakan ,,,,. Akh sudahlah. Khayalanku terlalu tinggi. Tapi aku cukup berterimakasih padanya. Karena dengan pertemuan tak terduga itu telah menghilangkan beban pikiranku.

Setelah kejadian tersebut, saya membuka media sosial dan mencari dengan kata kunci namanya. Ketika halaman tersebut muncul tidak ada apa-apa di dinding facebooknya. hanya gambar anak kecil di profilnya. Mungkin ia tidak terlalu aktif di facebook, tapi aku tidak menyerah sampai disitu. Kucari lagi di instagram dan akhirnya ketemu. Sialnya instagramnya tersebut bersifat private sehingga aku harus menunggu sampai ia mengkonfirmasi pertemanan yang kukirim.

Seminggu kemudian ia mengkonfirmasinya hingga akhirnya saya bisa melihat foto-fotonya walaupun Cuma dua, Mungkin ia tidak terlalu narsis di media sosial. tapi tak mengapalah. Melihat fotonya saja aku sudah cukup Bahagia. Kan dikampus aku bisa melihat aslinya walaupun nggak setiap hari dan mesti curi-curi pandang pula.
Jika kupikir-pikir, terkadang saya malu kepada diri sendiri. Kok saya seperti anak SMP aja ya. yang baru pertama kali mengenal cinta, cinta monyet lagi. dan diam-diam memperhatikan si doi dari jauh. Padahalkan saya udah besar udah kuliah semester akhir lagi. Tapi tak apalah, setiap orang kan punya rahasia tersendiri yang tak perlu di ceritakan kepada orang lain, iya kan 

Tinggalkan komentar